Kamis, 08 Februari 2018

MENTALITAS INJURY TIME


Ade Zaenudin

Rutinitas kerja harian dengan pola dan sistem yang sama setiap hari ternyata tidak serta merta diawali dengan rasa yang sama, terkadang diawali dengan perasaan lega, boleh jadi sebaliknya, diliputi dengan ketidakpuasan terhadap diri sendiri, faktornya tentu beragam. Ambil contoh, di sekolah yang memberlakukan sistem presensi (kehadiran) finger print pukul 07.00 dengan batas toleransi 07.30 untuk keadaan darurat, atau bahasa saya Injury Time. 

Bagi mereka yang membiasakan diri datang sebelum masa Injury Time, akan merasakan ketidakpuasan diri ketika finger print pukul 07.01, “perasaan indah” ini tentu tidak akan dimiliki oleh mereka yang terbiasa datang di masa Injury Time. Dari sini kita bisa menilai diri, sikap mental apa yang dimiliki. 

Hal inipun bisa kita lihat pada siswa, ada yang terbiasa datang di masa Injury Time, senang mengerjakan tugas di masa Injury Time, dan lain sebagainya. Inilah yang saya maksud dengan mentalitas Injury Time. Mentalitas ini akan menjadi masalah besar jika nanti menjadi sebuah karakter. 
Semoga saja kita terhindar dari mentalitas Injury Time. Amin
Catatan Rabu Pagi. (7/2/2018) (06.50)