Sabtu, 26 Desember 2009

PANDANGAN AL-QURAN DAN SAINS TENTANG KIAMAT (2012)

Muqodimah

Akhir-akhir ini, dunia digemparkan dengan isu kiamat tahun 2012, hal ini dipicu oleh ramalan Suku Maya yang menyatakan bahwa pada tahun tersebut akan terjadi kehancuran pada tahun tersebut. Hal ini tentunya membuat “parno” (paranoid = rasa takut berlebih) bagi sebagian orang yang termakan isu tersebut, apalagi isu tersebut kemudian divisualisasikan dalam sebuah film dan diterbitkan dalam sejumlah buku.

Awal prediksi kiamat tersebut bermula dari klaim bahwa Nibiru, planet yang diduga ditemukan bangsa Sumeria tengah melaju menuju bumi. Bencana awalnya diprediksi datang pada Mei 2003. Namun karena tidak ada yang terjadi pada hari yang ditentukan itu, prediksi kiamat beralih ke Desember 2012.

Kemudian dihubungkanlah dengan kisah berakhirnya sistem penanggalan suku Maya kuno pada musim dingin 2012 dan diprediksi tanggal kiamat jatuh pada 21 Desember 2012. Tapi benarkah ada planet bernama Nibiru atau Planet X atau Eris yang sedang mendekati Bumi dan mengancam planet kita dengan kerusakan luas?

Pandangan NASA terhadap Kiamat 2012

Menurut National Aeronautics and Space Administration (NASA) sebuah lembaga yang bertanggung jawab atas program angkasa, Planet Nibiru dan kisah lainnya mengenai planet yang tengah menuju bumi hanyalah hoax internet (tipuan internet), jadi klaim tersebut tidak berdasar. NASA juga menyatakan jika Nibiru atau planet lain memang ada dan tengah atau akan menuju bumi, maka para astronom pasti sudah mengetahuinya setidaknya pada satu dekade terakhir. Dan planet itu harusnya bisa terlihat dengan mata telanjang saat ini, dan jelas sekali saat ini hal tersebut tidak nyata. Sedangkan Eris meski nyata adanya, namun itu merupakan planet kecil mirip dengan Pluto yang akan tetap berada jauh dari bumi. Jarak terdekat dengan bumi yang mungkin adalah sekitar 4 miliar mil.

Banyak pula yang menanyakan tentang teori pergeseran kutub. Mungkinkah itu terjadi? Menurut NASA, pergeseran rotasi bumi mustahil terjadi. Memang ada pergerakan lamban benua-benua (misalnya Antartika yang dekat dengan ekuator ratusan juta tahun silam), namun ini tidak relevan dengan klaim pergeseran kutub.

Lantas apakah bumi terancam ditabrak oleh meteor pada 2012? Menurut NASA, bumi memang akan selalu bisa mengalami tubrukan dengan komet dan asteroid, meskipun tabrakan besar sangat jarang terjadi. Tabrakan besar terakhir adalah 65 juta tahun lampau, dan itu menyebabkan musnahnya dinosaurus. Kini para astronom NASA sedang melakukan survei yang disebut Space Guard Survey (Survey Penjaga Ruang) untuk menemukan ada tidaknya asteroid-asteroid besar dekat bumi sebelum menabrak bumi. “Kami telah memastikan bahwa tak ada ancaman asteroid sebesar asteroid yang memusnahkan dinosaurus, dan anda bisa melihat sendiri tak ada yang diprediksi akan menabrak Bumi pada tahun 2012,” tandas NASA.

Pandangan Al-Qur’an dan Sains tentang Kiamat

Sebagai orang yang beriman, kita wajib mempercayai akan datangnya hari akhir (kiamat) karena hal tersebut merupakan salah satu rukun iman. Hal ini didasarkan pada firman Allah swt dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 4: “Dan mereka yang beriman kepada Kitab yang diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya, serta mereka yakin akan adanya hari akhir”.

Ayat-ayat lain dalam Alquran yang menjelaskan kedahsyatan kiamat diantaranya, "Dan ketika lautan dijadikan meluap (Q.S. Al-Infithar: 3), dan bumi mengeluarkan beban-benar beratnya (Q.S. Al-Zalzalah: 2) dan memuntahkan apa yang ada di dalamnya dan menjadi kosong (Q.S. Al-Insyiqaq: 4), dan gunung-gunung berjalan dengan cepat".

Untuk memahami ayat-ayat tersebut kita kita coba kaitkan dengan pelajaran fisika tentang gaya tarik-menarik antarmaterial yang sama yakni kohesi dan gaya tarik-menarik antarmaterial yang berbeda atau adhesi. Tanah misalnya tidak mau bergabung dengan batu, batu tidak mau diikat lempung, pasir tidak mau memegang kapur (gamping), tanah tidak mengikat lagi akar pohon-pohonan, lumpur dan pasir tidak lagi menahan air, dan seterusnya. Akibatnya tidak satu pun benda di muka bumi ini yang dapat berdiri tegak diam di tempatnya, semua tercerabut, bergoyang, dan bergerak tanpa arah yang jelas. Semua terjadi karena tidak adanya gaya tarik-menarik antarmaterial yang berbeda.

Dan, ketika semua itu terjadi setiap makhluk termasuk manusia akan menjadi sangat panik. Kepanikan ini digambarkan dalam Alquran: "Pada hari kamu mengalami keguncangan itu, lupalah semua wanita yang menyusui pada anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, tetapi azab Allah itu sangat keras (Q.S. Al-Hajj: 2), dan ketika unta-unta yang bunting ditinggalkan (Q.S. At-Takqir: 4), dan ketika binatang-binatang liar berkumpul (Q.S. At-Takwir: 5), dan tidak ada seorang pun teman akrab menanyakan temannya (Q.S. Al-Ma`aaru: 10)". Ini adalah gambaran kepanikan yang tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata, setiap makhluk sibuk mengurusi dirinya sendiri, suatu kepanikan yang melebihi dahsyatnya gempa dan tsunami.

Selanjutnya Allah SWT menjelaskan: "Dan ketika bintang-bintang berjatuhan (Q.S. At-Takwir: 2) dan ketika bintang-bintang jatuh berserakan (Q.S. Al-Infithar: 2), dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan (Q.S. Al-Qaari`ah: 5), pada hari bumi dan gunung-gunung bergoncangan, dan jadilah gunung-gunung tumpukan-tumpukan pasir yang beterbangan (Q.S Al-Muzzammil: 14)". Ayat-ayat ini sulit dibayangkan, tetapi dapat dimengerti sebagai hilangnya gaya tarik-menarik antarmaterial yang berbeda dalam ukuran besar yakni hilangnya gaya gravitasi.

Hilangnya gaya gravitasi akan menyebabkan semua benda langit, termasuk bumi bergerak bebas tanpa arah yang jelas, bahkan mungkin saling berbenturan. Lebih dari itu bintang-bintang yang juga adalah matahari mungkin meledak dan hancur akibat berbenturan dengan benda langit lain. Dan salah satu bintang yang meledak itu mungkin saja adalah matahari pada tata surya kita sehingga langit menjadi merah dan menyilaukan, seperti yang dinyatakan Alquran, "Maka ketika langit terbelah dan menjadi merah seperti mawar dan kilauan minyak" (Q.S Ar-Rahman: 37)".

Adanya bintang yang meledak dan menjadi gumpalan-gumpalan warna merah bersusun-susun hingga menyerupai mawar pernah direkam oleh teleskop Hubble, sebuah teleskop luar angkasa yang berada di orbit bumi.

Kehancuran paling dahsyat terjadi ketika gaya kohesi yakni gaya tarik-menarik antarmaterial yang sama hilang, yang dalam Alquran oleh Allah SWT dijelaskan dengan ayat-ayat seperti, "Dan ketika gunung-gunung dihancurkan (Q.S. At-Takwir: 3), dan ketika gunung-gunung telah dihancurkan menjadi debu (Q.S. Al-Mursalat: 10; Q.S. Al-Waqi`ah: 6)". Jika gunung yang begitu besar, kuat, kokoh bisa menjadi debu yang beterbangan, mungkinkah pada saat itu ada makhluk di muka bumi yang dapat bertahan hidup. Bahkan mungkin, semua benda langit pun hancur karenanya tanpa harus meledak sehingga ketika hal ini terjadi, sempurnalah kemusnahan alam semesta dan bumi termasuk semua makhluk yang tinggal di atasnya.

Ikhtitam

Berdasarkan ayat-ayat yang di atas, Allah SWT menegaskan bahwa hari kiamat pasti terjadi, tapi tidak satu ayat pun menjelaskan kapan kiamat itu akan terjadi, bahkan untuk hal ini Allah SWT berfirman: Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat, “Bilakah terjadinya?” Katakanlah, “Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada Sisi Tuhan-ku; tidak seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangan selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba” (Q.S. Al-Araf: 187)

Memang tidak ada yang tahu kapan datangnya kiamat, termasuk para Nabi. Namun dalam kitab Durratun Nasihin, Nabi Muhammad SAW menjelaskan tanda-tanda datangnya kiamat, diantaranya mengepulnya asap, munculnya Dajjal dan hewan melata, munculnya matahari dari arah barat, datangnya Nabi Isa a.s., serta berkeliarannya Ya’juj-Ma’juj. Hal itu semuanya belum kita lihat hari ini. Sebagai peringatan untuk manusia, Allah SWT berfirman: Dan tahukah kamu (hai Muhammad), boleh jadi hari berbangkit itu sudah dekat waktunya. (Q.S. Al-Ahzab: 63)

Dengan demikian, kalau Nabi Muhammad SAW saja tidak tahu kapan datangnya kiamat, apalagi kita sebagai makhluk biasa. Dan sangat tidak masuk akal kalau kita lebih percaya pada ramalan suku maya dibanding firman Allah SWT.

Ingat!, kiamat pasti datang, entah esok, lusa, minggu depan, bulan depan, tahun depan atau kapanpun, yang jelas satu pertanyaan yang harus kita jawab, siapkah kita menghadapinya?

Wallahu’alam

Kamis, 23 Juli 2009

AKTUALISASI NILAI-NILAI ISRA MI’RAJ DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Mulianya Bulan Rajab

Dalam sejarah peradaban Islam, kita mengenal sebuah peristiwa yang sangat monumental, yaitu peristiwa di-isra-kan (berjalan malam dari Masjidil Haram di Makkah sampai Masjidil Aqsha di Palestina)dan di-mi’raj-kannya Nabi Muhammad SAW (Naik dari Masjidil Aqsha sampai ke sidratul Muntaha). Keotentikan peristiwa tersebut diabadikan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Al-Isra ayat 1 yang artinya berbunyi: ” Maha suci Dzat (Allah SWT) yang menjalankan hamba-Nya (Nabi Muhammad SAW) di waktu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang kami liputi dengan keberkahan di sekitarnya agar kami perlihatkan kepadanya sebagian keajaiban kekuasaan kami, sesungguhnya Allah maha mendengar lagi maha melihat”.

Sebagai umat Islam, tentunya kita wajib mempercayai peristiwa tersebut karena walau bagaimanapun Allah SWT mempunyai kekuasaan penuh untuk menggerakan makhluk-Nya, kapanpun dan dimanapun karena kita tahu Allah SWT mempunyai sifat Kudrat.

Karena peristiwa tersebut terjadi bulan Rajab, maka bulan Rajab ini kemudian menjadi salah satu bulan penting. Nabi pernah bersabda:” Bahwasanya Rajab itu bulan Allah, Sya’ban bagiku dan Ramadhan bagi umatku”.

Dalam kitab Durratun Nasihin diceritakan ada seorang wanita di Baitul Muqaddas yang taat beribadah kepada Allah SWT, setiap bulan Rajab tiba ia selalu menyambutnya dan memulyakannya dengan membaca Al-Qur’an, pakaian kebesarannya ia tanggalkan dan digantinya dengan pakaian khusus walau lebih sederhana dari biasanya. Pada suatu bulan Rajab, ia jatuh sakit dan meninggalkan pesan buat putranya agar jika dirinya meninggal nanti dikafani dengan pakaian khusus tersebut. Namun putranya sedikit gengsi, mayat ibunya tersebut dibungkus dengan kain kafan yang lain dan lebih bagus. Maka di malam harinya ia bermimpi ditemui oleh ibunya dan berkata: “ Hai puteraku, kenapa engkau abaikan pesanku, sungguh aku tidak rela kepadamu”. Maka ia pun bangun dan terkejut bercampur rasa takut, akhirnya ia memutuskan untuk menggali kembali makam ibunya. Namun setelah digali, mayat ibunya ternyata sudah hilang hingga ia bingung, menangis dan menyesalinya, dan ketika itu pula terdengar suara yang berbunyi: “Ketahuilah, bahwa orang yang selalu mengagungkan bulan kami, yaitu bulan Rajab, ia tidak mungkin dibiarkan kesepian, menyendiri di dalam kubur”.

Isra Mi’raj dan Perjuangan Hidup Manusia

Oleh-oleh terbesar yang dibawa Nabi Muhammad SAW dari peristiwa Isra Mi’raj tersebut adalah disyari’atkannya Shalat lima waktu. Sepintas muncul pertanyaan kenapa Allah SWT ‘repot –repot’ menyuruh Nabi berjalan dan naik ke Sidratul Muntaha hanya untuk memerintahkan Shalat, bukankah Allah SWT sangat berkuasa untuk menyampaikannya secara langsung atau lewat malaikat Jibril seperti perintah-perintah yang lain, terlebih kita tahu bahwa Nabi Muhammad SAW adalah makhluk kesayangan-Nya.

Hal ini menggambarkan bahwa peristiwa Isra Mi’raj mengajarkan kepada kita bahwa hidup ini adalah perjuangan, kita diajarkan untuk menyusuri dan menaiki tangga kehidupan layaknya Nabi berjalan dan naik ke Sidratul Muntaha, dan terjadi di malam hari menggambarkan bahwa sebesar apapun rintangan kehidupan yang kita hadapi harus dihadapi dengan penuh semangat dan rasa optimis.

Pada awalnya, shalat lima waktu yang saat ini wajib kita kerjakan adalah lima puluh waktu, tidak ada sedikitpun protes yang disampaikan Nabi kepada Allah SWT, mungkin tidak seperti kebanyakan manusia yang lebih banyak protes atau mengeluh dibanding kataatan dan ibadahnya.
Kita bisa bayangkan kalau dalam sehari kita diwajibkan mengerjakan shalat sebanyak lima puluh waktu, maka dalam satu jam rata-rata kita mengerjakan dua kali shalat wajib, namun sedikitpun Nabi tidak protes terhadap perintah tersebut.

Baru setelah mendapat masukan dari para Nabi yang saat itu sempat bertemu dengan Nabi Muhammad SAW bahwa umat akhir zaman tidak akan sekuat umat sebelumnya, maka dengan kebijaksanaannya Nabi Muhammad SAW mengajukan pengurangan waktu shalat kepada Allah SWT yang akhirnya menjadi lima waktu. Hal ini pun mengambarkan kepada kita betapa Allah SWT Maha Bijaksana dan Maha Menyayangi hamba-Nya.

Jika setelah dikurangi saja kita masih sering meninggalkan Shalat, maka sebagai seorang hamba sungguhlah keterlaluan bahkan bisa dikatagorikan tidak menghormati perjuangan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW ketika meminta pengurangan waktu tersebut, bahkan lebih jauh bisa masuk katagori tidak menghormati peristiwa Isra Mi’raj yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW, Naudzubillahi min zalik.

Beberapa Peristiwa yang dialami Nabi Muhammad SAW ketika Isra Mi’raj
1. Nabi menghirup udara yang sangat harum, lalu Nabi bertanya kepada Malaikat Jibril yang menemani perjalannya: “Wahai Jibril, wangi apakah ini?”. Jibril menjawab: “Ini adalah wanginya kuburan Siti Masitoh yang rela mengorbankan nyawanya dan nyawa anaknya yang masih bayi dengan dimasukan kedalam kuali panas oleh Fir’aun hanya karena mempertahankan keimanannya kepada Allah SWT.
2. Nabi melihat sebuah kaum yang memukul-mukul kepalanya sendiri sampai hancur dan setelah hancur kembali lagi kebentuk semula, demikian selanjutnya. Nabi bertanya: Wahai Jibril, siapakah mereka?” Jibril menjawab: “Mereka adalah kaum yang keras kepala, dan tidak pernah mau mengerajakan shalat fardhu”.
3. Nabi melihat ada sebuah kaum yang berjalan digiring seperti digiringnya binatang sambil memakan kotoran ahli neraka. Malaikat jibril menjelaskan kepada Nabi Muhammad SAW bahwa mereka itu adalah orang kaya yang tidak pernah mau bersedekah.
4. Nabi melihat suatu kaum yang memakan daging mentah dan busuk padahal di sana ada daging yang baik dan sudah masak. Nabi bertanya kepada Malaikat Jibril : “Siapa mereka wahai Jibril?” Malaikat Jibril menjawab: “Mereka adalah umatmu yang suka berzina pada hal mereka mempunyai istri yang halal”.
5. Ketika diperjalanan Nabi menemukan sebuah dahan kayu berduri yang melintang di jalan sehingga orang tidak bisa melalui jalan tersebut. Malaikat Jibril menjelaskan bahwa hal tersebut adalah gambaran manusia yang suka membegal atau menghalangi perjalanan. Dan juga menggambarkan orang yang menjadi penghalang orang lain untuk beribadah.
6. Nabi pernah melihat seorang laki-laki yang berenang di sungai darah sambil mengulum batu di mulutnya, Malaikat Jibril menjelaskan bahwa mereka adalah orang yang suka memakan riba.
7. Nabi Menjumpai kaum yang terus menerus mengumpulkan kayu untuk dipikulnya, namun kayu tersebut tidak terpikul karena terus ditambahkannya. Malaikat Jibril menggambarkan mereka adalah orang yang mempunyai amanah tapi tidak menjalankannya dengan benar.
8. Nabi melihat kaum yang terus menurus memotong lidahnya, karena lidahnya tersebut terus menjulur. Malaikat Jibril menjelaskan bahwa mereka adalah gambaran orang yang suka memfitnah dan ‘mengadu domba’ orang lain.
9. Nabi melihat ada kaum yang kukunya panjang dari tembaga, lalu mereka menyakar-nyakar muka dan dadanya. Mereka adalah gambaran orang yang suka mengumpat dan suka menceritakan aib orang lain. Orang seperti ini biasa sebagai orang yang memakan daging saudaranya sendiri.

Referensi:
1. Abu H.F. Ramadlan, BA. Tarjamah Durratun Nasihin. PT. Mahkota. Surabaya. 1987
2. H. Abdullah Syafi’i. Hikayat Isra Mi’raj Jakarta.

Kamis, 04 Juni 2009

ULUMUL QUR'AN

A. PENDAHULUAN
Dalam bahasa Arab lafadz al-Qur'an adalah bentuk mashdar yang maknanya sinonim dengan "qira'ah", yang berarti "bacaan"[1]. Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Qiyamah ayat 17-18:

اِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَه وَقُرْانَه . فَإِﺫَﺍ قَرَأْ نَه فَاتَّبِعْ قُرْانَه (القيامة : 17-18)

Artinya: "Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya dan membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu. (Q.S. Al- Qiyamah, 17-18).

Kemudian kata "al-Qur'an" itu dipergunakan untuk nama kitab suci terakhir yang telah diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW. Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 185:

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِى اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْأن (البقرة : 185)

Artinya: "Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur'an". (Q.S. Al-Baqarah, 185).

Dalam pengertian istilah, al-Qur'an biasa didefinisikan sebagai firman Allah yang bersifat mukjizat ( sebagai bukti kebenaran atas kenabian Muhammad SAW) yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang (telah) tertulis di dalam mushaf-mushaf yang sampai kepada kita dengan jalan mutawatir dan dipandang ibadah membacanya"[2]. Definisi tersebut memberikan pengertian bahwa firman Allah SWT yang diturunkan kepada nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad SAW tidak disebut al-Qur'an, begitu pula firman Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad yang tidak tertulis dalam mushaf-mushaf tidak disebut Al-Qur'an juga.

Di zaman sahabat, proses pemahaman tentang kandungan al-Qur'an tidak terlalu banyak masalah, kalaupun menghadapi kesukaran mereka menanyakan langsung kepada Nabi Muhammad SAW. Kemudian dalam perkembangan berikutnya (sepeninggal Nabi Muhammad SAW), muncul berbagai persoalan dalam al-Qur'an yang belum ada penjelasannya, hal ini mendorong munculnya ijtihad para sahabat untuk menafsirkannya.

Untuk menghasilkan sebuah penafsiran yang sesuai dengan substansi ayatnya, maka diperlukan sebuah ilmu yang mengkaji berbagai hal tentang al-Qur'an tersebut. Maka muncullah beberapa kajian ilmu yang membahas al-Qur'an dari berbagai perspektif, diantara ilmu-ilmu al-Qur'an yang sangat berpengaruh pada penafsiran kandungannya adalah: ilmu Asbabun Nuzul, ilmu tentang Makiyah dan Madaniyah, ilmu Nasikh dan Mansukh, ilmu Rasamul Qur'an, serta ilmu yang membahas ayat Muhkamat dan Mutasyabihat[3]. Bahkan pada perkembangan selanjutnya muncul ilmu-ilmu al-Qur'an yang lain seperti Ilmu Bada'iul Qur'an,(yang membahas tentang keindahan al-Qur'an), Ilmu Hujajul Qur'an, Ilmu Aqsamul Qur'an dan Ilmu Amtsalul Qur'an[4]. yang kemudian ilmu-ilmu tersebut terkumpul dalam satu ilmu yang disebut Ulumul Qur'an..

Sebagian para peneliti sejarah al-Qur'an mengatakan bahwa istilah Ulumul Qur'an muncul setelah terbitnya kitab al-Burhan Fi Ulumil Qur'an (Pembuktian Tentang Ilmu Ilmu al-Qur'an) karya Ali bin Ibrahim bin Sa'id yang terkenal dengan nama al-Hufi (wafat 430 H)[5]. Namun Dr. Subhi As-Shalih berpendapat bahwa ada kitab yang membahas masalah al-Qur'an yang lebih dulu muncul dengan judul Ulumul Qur'an karya Ibnul Mirzaban pada abad ke-3 H.[6]

B. ULUMUL QUR'AN (Ilmu-ilmu al-Qur'an)

1. Asbabun Nuzul (Sebab Turunnya)

Asbabun Nuzul adalah sesuatu yang menjadi sebab turunnya sebuah ayat atau beberapa ayat, atau suatu pertanyaan yang menjadi sebab turunnya ayat sebagai jawaban, atau sebagai penjelasan yang diturunkan pada waktu terjadinya suatu peristiwa[7]. Namun demikian, ada ayat yang turunnya tidak disebabkan oleh adanya suatu peristiwa, seperti ayat-ayat tentang kisah para Nabi terdahulu, dan umatnya masing-masing atau yang menerangkan beberapa kejadian di masa lampau atau yang berupa berita-berita ghaib di masa mendatang. Ayat-ayat yang melukiskan terjadinya hari kiamat akan disaksikan manusia pada saat itu juga, begitu juga ayat-ayat yang menjelaskan nikmat surga serta adzab neraka dan banyak ayat lainnya lagi di dalam al-Qur'an yang diturunkan Allah SWT untuk menuntun manusia ke jalan yang lurus. Dengan demikian tidak semua ayat memerlukan pengkajian tentang sebab-sebab turunnya (Asbabun Nuzulnya).

Mengungkapkan Asbabun Nuzul melalui kisah adalah salah satu cara menerangkan al-Qur'an secara jelas mengenai sesuatu yang bernilai tinggi, sehingga kita tidak terperosok pada kebingungan dan keragu-raguan. Seandainya tidak ada penjelasan mengenai Asbabun Nuzul, mungkin sampai saat ini masih ada orang yang menghalalkan arak atau minuman keras lainnya yang memabukan berdasarkan bunyi harfiyah sural al-Ma'idah, 93:

لَيْسَ عَلَى الَّذِيْنَ أمَنُوْا وَعَمِلُوْاالصَّالِحَاتِ جُنَاحٌ فِيْمَا طَعِمُوْا (المعدة:93)

Artinya: "Tiada dosa bagi orang-orang yang beriman dan berbuat kebajikan (jika) mereka itu makan makanan yang dahulu telah mereka makan" (Q.S. al-Maidah : 93)

Diriwayatkan, Utsman bin Madzghun dan Amr bin Ma'ad mengatakan: Khamr adalah Mubah (halal) dengan bersandar pada dalil tersebut. Mereka tidak mengetahui sebab turunnya ayat-ayat yang melarang minuman keras. Padahal setelah ayat yang mengharamkan khamr turun ada yang bertanya: "Lantas bagaimana teman-teman kita yang telah mati dalam keadaan perutnya berisi khamr, sedangkan Allah telah memberitahu kita bahwa minum khamr itu perbuatan keji dan dosa?!" Tidak lama kemudian turunlah ayat tersebut di atas[8].

2. Makiyah dan Madaniyah

Bidang pengetahuan yang menjadi cakupan ilmu al-Makkiy wal Madaniy demikian luas sehingga objek penelitiannya pun banyak dan berlainan. Ia sekaligus merupakan pengetahuan tentang urutan waktu turunnya Surah dan ayat, mengenai kepastian tempat turunnya, pemilahan-pemilahan soal dan temanya serta penentuan oknum yang dimaksud oleh suatu ayat.

Secara umum para ulama berpendapat bahwa ayat Makiyah merupakan dialog kepada penduduk Mekah dan ayat Madaniyah merupakan dialog kepada penduduk Madinah. Oleh sebab itu, definisi Makiyah dan Madaniyah yang sudah dikenal luas, yaitu bahwa ayat Makiyah ialah ayat yang turun sebelum Hijrah sekalipun turun di luar mekah, dan ayat Madaniyah ialah ayat yang turun sesudah hijrah sekalipun turunnya di Mekah[9].

Adapun ciri-ciri Surah Makiyah dan Madaniyah, Dr. Subhi As-Shalih dalam bukunya: Membahas Ilmu-Ilmu Al-Qur'an[10], menjelaskan sebagai berikut:

a. Ciri-ciri Makiyyah antara lain:

1. Surah yang di dalamnya terdapat Sajdah

2. Surah yang didalamnya terdapat lafadz Kalla (Sekali-kali tidak demikian). Dan itu hanya terdapat pada bagian pertengahan sampai akhir al-Qur'an.

3. Surah yang di dalamnya terdapat kalimat Yaa ayyuhannas (Wahai manusia), kecuali Surah al-Haj yang pada bagian akhirnya ada terdapat kalimat Yaa ayyuhal-ladzina aamanuu (Wahai orang-rang yang beriman).

4. Surah yang di dalamnya terdapat kisah para Nabi dan umat-umat terdahulu, kecuali al-Baqarah.

5. Surah yang di dalamnya kisah Nabi Adam dan Iblis kecuali al-Baqarah.

6. Surah yang diawali dengan huruf-huruf hija'iyyah, seperti Alif Laam Miim, kecuali dua surah, yaitu al-Baqarah dan Ali Imran.

7. Ayat-ayat maupun surah-surahnya pada umumnya pendek-pendek, dan ringkas.

8. Da'wah mengenai pokok-pokok keimanan, budi pekerti dan amal kebajikan.

9. Sanggahan terhadap kaum musrikin dan celaan terhadap alam fikiran mereka.

10. Banyak pernyataan sumpah sebagaimana lazim menjadi kebiasaan orang-orang Arab.

b. Ciri-ciri surah Madaniyah, antara lain:

1. Surah yang terdapat di dalamnya soal peperangan.

2. Surah yang di dalamnya terdapat rincian hukum hadd, fara'idh, hukum sipil, hukum sosial dan hukum antar-negara.

3. Surah yang di dalamnya terdapat uraian tantang kaum munafik, kecuali surah al-Ankabut, yang makkiyah, selain 11 ayat pada pendahulunya adalah Madaniyyah.

4. Bantuan terhadap Ahlul Kitab dan serua agar meraka meninggalkan sikap berlebihan dalam mempertahankan agamanya.

5. Sebagian besar ayat-ayatnya panjang-panjang.

6. Mengemukakan dalil-dalil dan pembuktian mengenai kebenaran Islam secara rinci.

3. Nasikh dan Mansukh

Para ulama banyak berdebat mengenai definisi naskh karena kata tersebut secara bahasa mengandung beberapa makna. Kata nasakh kadang-kadang bermakna "meniadakan" (izaalah) seperti dalam surah al-Haj ayat 52:

فَيَنْسَخُ اللهُ مَا يُلْقِي الشَّيْطَانُ ثُمَّ يُحْكِمُ اللهُ أيَاتِهِ (الحج : 52)

Artinya: "Allah kemudian meniadakan apa yang dimasukan oleh setan, lalu Allah memperkuat ayat-ayat-Nya" (Al-Haj : 52)[11].

Kadang-kadang kata Naskh juga bermakna "penggantian" (tabdiil) karena memang ada ayat yang menerangkan bahwa ada penggantian suatu ayat dengan ayat yang lain seperti terungkap dalam surah an-Nahl ayat 101:

وَاِذَا بَدَّ لْنَا أيَةً مَكَانَ أيَةٍ (النحل : 101)

Artinya: "Dan jika Kami gantikan sebuah ayat dengan ayat yang lain". (An-Nahl : 101)[12]

Adakalanya bermakna "pengalihan" (tahwit) seperti yang berlaku di dalam peristilahan ilmu Fara'id yaitu tanaasukhul-mawaariits[13] (yakni pengalihan bagian harta warits dari A ke pada B). Dan adakalanya juga bermakna "pemindahan" (naqt) dari suatu tempat ke tempat lain, misalnya kalimat nasakhtul kitaaba yang berarti "memindahkan" atau " mengutip" isi buku persis menurut kata dan penulisannya.

Dr. Subhi As-Shalih berpendapat bahwa kata nasakh dengan makna "mencabut hukum syari'at dengan dalil syari'at" (Raf'ul hukmy syar'iyyi bi dalilin syar'iyyi) dianggap sebagai definisi yang paling cermat[14], dan definisi tersebut sejalan dengan bahasa Arab yang mengartikan kata nasakh sama dengan "meniadakan" atau "mencabut". Beberapa ketentuan hukum syariat yang oleh Syar'i (Allah dan Rasul-Nya) dipandang tidak perlu dipertahankan, dicabut dengan dalil-dalil yang kuat dan jelas serta berdasarkan kenyataan yang dapat dimengerti, dan sesuai dengan kondisi.

Pada zaman sebelum munculnya Abu Muslim al-Asfahani[15], jumhur ulama tanpa ragu membolehkan menetapkan sendiri ayat-ayat mana yang nasikh dan mana yang mansukh, bahkan sampai berlebihan. Kemudian setelah muncul Abu Muslim yang berpendapat bahwa nasikh sama sekali tidak membatalkan (menghapuskan) ayat-ayat al-Qur'an, baik secara garis besar maupun rinciannya. Ia hanya membatalkan segi-segi pengertian yang dipandangnya berlawanan dengan firman Allah surah al-Fushshilat, 42:

لاَ يَأْتِيْهِ الْبَاطِلُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ (الفصلت: 42)

Artinya: "Tiada kebatilan apapun di dalam al-Qur'an" (Q.S. Al-Fushshilat: 42)

Atas dasar itu ia lebih suka menyebut kata nasakh dengan istilah takhshish (membatasi keumuman sesuatu hanya pada bagian-bagiannya) untuk menghindari pengertian adanya pembatalan hukum al-Qur'an yang diturunkan Allah SWT.

Namun demikian, pendapat Abu Muslim tersebut banyak mendapat kritikan dan dianggap "tidak sopan" terhadap Allah karena lebih suka memakai kata takhshish yang dibuatnya sendiri daripada menggunakan kata naskh yang dinyatakan dalam al-Qur'an. Allah SWT berfirman dalam surah al-Baqarah, 106: Setiap ayat yang kami nasakh, atau yang kami jadikan (manusia) lupa kepadanya, tentu Kami ganti dengan yang lebih baik daripadanya atau yang sebanding dengannya.

Az-Zarqani[16] mengatakan, orang-orang yang mengingkari adanya nasakh lupa bahwa Allah SWT pada saat menaskh beberapa ketentuan hukum-Nya bukan karena ada soal baru yang tidak diketahui sebelumnya, tapi Allah sejak azali telah mengetahui soal nasikh dan mansukh sebelum kedua soal itu disyari'atkan bagi hamba-hamba-Nya. Allah Maha Mengetahui bahwa pe-naskh-an hukum yang di-nasakh adalah untuk kepentingan suatu hikmah atau suatu kemaslahatan hingga waktu tertentu. Di samping itu Allah pun mengetahui bahwa hukum yang me-nasakh ditetapkan untuk kepentingan suatu hikmah atau kemaslahatan yang lain.

Diantara ayat yang termasuk di nasakh antara lain surah al-Baqarah ayat 218 tentang haramnya berperang yang berbunyi:

يَسْئَلُونَكَ عَنِ الشَّهْرِ الحَرَامِ قِتَالٌ فِيْهِ قُلْ قِتَالٌ فِيْهِ كَبِيْرٌ (البقرة : 217)

Artinya: "Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan Haram. Katakanlah: "Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar" (Q.S. al-Baqarah: 217)

Syekh Mohammad Aly Syaisy[17] mengatakan bahwa para ulama ada yang me-nasakh ayat tersebut dengan ayat yang berbunyi:

قَاتِلُوْا المُشْرِكِيْنَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً

Ibnu Arabi[18] meriwayatkan bahwa ayat tersebut membolehkan memerangi orang musyrik (yang memerangi kita) walaupun pada bulan haram.

4. Ilmu Rasamul Qur'an (Tulisan Al-Qur'an)

Pada zaman Khalifah Utsman bin Affan dibentuk sebuah kepanitiaan yang bertugas menulis beberapa naskah al-Qur'an untuk disebarkan ke daerah-daerah Islam. Dalam proses penyusunan dan penulisannya mereka menempuh cara yang direstui oleh Khalifah, oleh sebab itu para ulama menamainya Rasam Utsmani.

Zarqani[19] dalam bukunya, Manahilul Irfan berpendapat tak ada salahnya memandang beberapa keistimewaan rasam Utsmani sebagai "petunjuk" tentang adanya makna rahasia yang sangat halus. Misalnya tambahan huruf yaa(ي) dalam penulisan lafadz بأيد (biaidin – dengan tangan-tangan) yang dalam ayat ke-47 surah adz-dzariyat bermakna" dengan kekuatan atau dengan kekuasaan" ditulis dengan tambahan huruf yaa (ي) menjadi بأييد . Zarqani berpendapat bahwa penulisan seperti itu dianggap sebagai isyarat mengagungkan kekuatan Allah dan kekuasaan-Nya yang telah membangun (menciptakan) langit. Penta'wilan tersebut didasarkan pada sebuah kaidah "Tambahan mabniy menunjukan adanya tambahan makna"[20].

Banyak ulama yang menyatakan pendapat mengenai keharusan berpegang teguh pada rasam utsmani sehingga Imam Ahmad bin Hanbal menegaskan:" Diharamkan menulis al-Qur'an dengan cara yang menyalahi tulisan mushaf Utsman, baik mengenai huruf-huruf wawu, alif, yaa ataupun yang lainnya[21]. Namun demikian ada juga ulama yang mengatakan bahwa Rasam Qur'ani adalah Tauqif artinya atas dasar tuntunan dan petunjuk dari Rasulullah SAW. Seperti yang diungkapkan Ibnu Mubarak[22].

5. Ilmu tentang Muhkamat dan Mutasyabihat.

Ayat Muhkamat ialah ayat terang maknanya serta lafadznya yang diletakan untuk suatu makna yang kuat dan dapat dipahami. Sedangkan ayat Mutasyabihat ialah ayat-ayat yang bersifat mujmal (global) yang memerlukan perincian, yang mu'awwal (memerlukan ta'wil) dan yang musykil (sukar dipahami).

Diantara ayat Mutasyabihat adalah ayat:

اَلرَّحْمنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى (طه :5)

Artinya: "(Allah) Yang Maha Pemurah, Yang bersemayam di atas Arsy" (Q.S. Thoha: 5).

Kaum Salaf (ulama generasi sahabat) mengimani ayat mutasyabihat dan menyerahkan maknanya kepada Allah SWT, sementara ulama Khalaf mengartikan (menta'wilkan) lafadz (استوى) dengan Maha Berkuasa menciptakan segala sesuatu tanpa susah payah[23].

PENUTUP

Al-Qur'an memuat pesan yang sebagian besar masih bersifat global dan bahkan tidak sedikit yang maknanya masih samar. Oleh sebab itu perlu adanya orang yang memfokuskan diri dan pikirannya untuk memahami, menghayati dan mengeluarkan hukum yang terkandung dalam pesan-pesan tersebut agar dapat dijadikan dasar utama penetapan hukum yang pada akhirnya pesan itu dapat diaplikasikan dalam kehidupan. Untuk bisa masuk ke "wilayah tersebut" tentunya dibutuhkan satu ilmu dan kemampuan mendasar tentang ilmu-ilmu al-Qur'an. Atas dasar itulah maka peranan Ulumul Qur'an begitu urgen. Semoga tulisan ini termasuk salah satu proses bagi penulis untuk masuk ke dunia tersebut. Amiin.

Wallahu'alam bi shawab.


[1] Subhi As-Shalih, MembahasIlmu-Ilmu Al-Qur'an, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2004) hal.6.

[2] Chatibul Umam, Qur'an Hadits( Kudus: Menara Kudus, 1994) hal 14.

[3] Subhi As-Shalih, MembahasIlmu-Ilmu Al-Qur'an, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2004) hal.157.

[4] Ibid, hal. 160

[5] Ibid, hal 161.

[6] Ibid, hal 162.

[7] Ibid, hal 174.

[8] Al-Wahidi, Asbabun Nuzul. Hal. 197

[9] Subhi As-Shalih, MembahasIlmu-Ilmu Al-Qur'an, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2004) hal.230.

[10] Ibid, hal. 250.

[11] Al-Burhan II hal. 29

[12] Al-Itqan, II hal 32

[13] AL-Burhan, II hal 29

[14] Subhi As-Shalih, MembahasIlmu-Ilmu Al-Qur'an, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2004) hal.367

[15] Wafat tahun 322H. Ulama tafsir penganut Mu'tajilah.

[16] Manahilul Irfan, I hal. 78

[17] Syekh Moh. Ali Syaisy, Tafsir Ayat Ahkam, hal. 118

[18] Ibid

[19] Ibid, hal. 376

[20] Ibid,

[21] Al-Itqan, II hal 283.

[22] Subhi As-Shalih, MembahasIlmu-Ilmu Al-Qur'an, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2004) hal.390.

[23] Ibid, hal. 405.

Sabtu, 04 April 2009

Riset Pengucapan ALLAH untuk Penyembuhan


Dalam sebuah penelitian di Belanda yang dilakukan oleh seorang profesor psycologist yang bernama Vander Hoven [ VH ], dimana telah mengadakan sebuah survey terhadap pasien di rumah sakit Belanda yg kesemuanya non muslim selama tiga tahun. Dalam penelitian tersebut VH melatih para pasien untuk mengucapkan kata ALLAH [penyebutan sesuai cara Islam] dengan jelas dan berulang-ulang.

Hasil dari penelitian tersebut sangat mengejutkan, terutama sekali untuk pasien yang mengalami gangguan pada fungsi hati dan orang yang mengalami stress / ketegangan [ tension ]. AL Watan, surat kabar Saudi sebagaimana telah mengutip dari peryaRata Penuhtaan profesor VH tsb, yang mengatakan bahwa seorang muslim yang biasa membaca Al-Qur'an secara rutin dapat melindungi mereka dari penyakit mental dan penyakit-penyakit yang ada hubungannya [ psychological diseases ].

VH juga menerangkan bagaimana pengucapan kata ALLAH tsb sebagai solusi dari kesehatan , ia menekankan dalam penelitiannya bahwa huruf pertama dalam ALLAH yaitu 'A' dapat melonggarkan [ melancarkan ] pada jalur pernafasan [espiratory system ], dan mengontrol pernafasan [controls breathing ].dan untuk huruf konsonan ' L ' dimana lidah menyentuh bagian atas rahang dapat memberikan efek relax, juga VH menambahkan bahwa huruf ' H ' pada ALLAH tsb dapat menghubungkan antara Paru-paru dan Jantung dimana dapat mengontrol system dari denyut jantung [ heart beat ].

Subhanallah, sungguh luar biasa kebesaran Allah SWT ini, dimana penelitian yang dilakukan oleh seorang profesor non muslim yang tertarik dan meneliti akan rahasia Al-Qur'an ini sangat mengejutkan para ahli kesehatan di Belanda.


Sumber: http://www.kebunhikmah.com

Kamis, 26 Maret 2009

Penemuan Terbaru Kanker Hati


Penemuan terbaru mengenai kanker hati! Jangan Tidur Terlalu Malam ! Para dokter di National Taiwan Hospital baru-baru ini mengejutkan dunia kedokteran karena ditemukannya kasus seorang dokter muda berusia 37 Tahun yang selama ini sangat mempercayai hasil pemeriksaan fungsi hati(SGOT, SGPT) ,tetapi ternyata saat menjelang Hari Raya Imlek diketahui positif menderita kanker hati sepanjang 10 cm!!.

Selama ini hampir semua orang sangat tergantung pada hasil indeks pemeriksaan fungsi hati ( Liver Function Index ). Mereka menganggap bila pemeriksaan hasil index yang normal berarti semua OK.

Kesalahpahaman macam ini ternyata juga dilakukan oleh banyak dokter specialis, benar benar mengejutkan, para dokter yang seharusnya memberikan pengetahuan yang benar pada masyarakat umum, ternyata memiliki pengetahuan yang tidak benar.

Pencegahan kanker hati harus dilakukan dengan cara yang benar. Tidak ada jalan lain kecuali mendeteksi dan mengobatinya sedini mungkin, demikian kata dokter Hsu Chin Chuan.

Tetapi ironisnya, ternyata dokter yang menangani kanker hati juga bias memiliki pandangan yang salah, bahkan menyesatkan masyarakat, inilah penyebab terbesar kenapa kanker hati sulit untuk disembuhkan.

Saat ini ada pasien dokter Hsu yang mengeluh bahwa selama satu bulan terakhir sering mengalami sakit perut dan berat badannya turun sangat banyak. Setelah dilakukan pemeriksaan supersound baru diketemukan adanya kanker hati yang sangat besar, hamper 80% dari livernya(hati) sudah termakan habis.

Pasien sangat terperanjat, “ Bagaimana mungkin ? Tahun lalu baru melakukan medical check-up dan hasilnya semua normal.

Bagaimana mungkin hanya dalam waktu 1 tahun yang relative singkat dapat tumbuh kanker hati yang demikian besar?”

Ternyata check-up yang dilakukan hanya memeriksa fungsi hati. Hasil pemeriksaan juga menunjukkan “ normal “. Pemeriksaan fungsi hati adalah salah satu item pemeriksaan hati yang paling dikenal oleh masyarakat. Tetapi item ini pula yang paling banyak disalahpahami oleh masyarakat kita (Taiwan).

Pada umumnya orang beranggapan bahwa bila hasil index pemeriksaan fungsi hati menunjukkan angka normal berarti tidak ada masalah dengan hati.

Tetapi pandangan ini mengakibatkan munculnya kisah-kisah sedih karena hilangnya kesempatan mendeteksi kanker sejak stadium awal.

Dokter Hsu mengatakan, SGOT dan SGPT adalah enzim yang paling banyak ditemui didalam sel-sel hati. Bila terjadi radang hati atau karena satu atau sebab lain sehingga sel-sel hati mati, maka SGOT dan SGPT akan lari ke luar. Hal ini menyebabkan kandungan SGOT dan SGPT didalam darah meningkat.

Tetapi tidak adanya peningkatan angka SGOT dan SGPT bukan berarti tidak terjadi pengerasan hati atau tidak adanya kanker hati. Bagi banyak para penderita radang hati , meski kondisi radang hati mereka telah berhenti, tetapi didalam hati(liver) mereka telah terbentuk serat-serat dan pengerasan hati. Dengan terbentuknya pengerasan hati, maka akan mudah sekali untuk timbul kanker hati.

Selain itu, pada stadium awal kanker hati, index hati juga tidak akan mengalami kenaikan. Karena pada masa-masa pertumbuhan kanker, hanya sel-sel di sekitarnya yang diserang sehingga rusak dan mati.

Karena kerusakan ini hanya secara skala kecil maka angka SGOT dan SGPT mungkin masih dalam batas normal, katakanlah naik pun tidak akan terjadi kenaikan tinggi. Tetapi oleh karena banyak orang yang tidak mengerti akan hal ini sehingga berakibat terjadilah banyak kisah sedih.

Penyebab utama kerusakan hati adalah :
1. Tidur terlalu malam dan bangun terlalu siang adalah penyebab paling utama.
2. Tidak buang pada pagi hari.
3. Pola makan yang terlalu berlebihan
4. Tidak makan pagi.
5. Terlalu banyak mengkonsumsi obat-obatan.
6. Terlalu banyak mengkonsumsi bahan pengawet,zat tambahan, zat pewarna, pemanis buatan.
7. Minyak goreng yang tidak sehat. Sedapat mungkin kurangi penggunaan minyak goring saat menggoreng makanan, hal ini juga berlaku meski menggunakan minyak goreng terbaik sekalipun seperti olive oil.
8. Mengkonsumsi masakan mentah atau dimasak matang 3-5 bagian. Masakan yang digoreng harus dimakan habis saat itu juga, jangan disimpan.

Kita harus melakukan pencegahan dengan tanpa mengeluarkan biaya tambahan. Cukup atur gaya hidup dan pola makan sehari – hari. Perawatan dari pola makan dan kondisi waktu sangat diperlukan agar tubuh kita dapat melakukan penyerapan dan pembuangan zat-zat yang tidak berguna sesuai dengan “jadwalnya “.

Sebab :

Ø Malam hari pk 21.00 – 23.00 : adalah pembuangan zat-zat tidak berguna/beracun( de-toxin) dibagian system antibody (kelenjar getah bening). Selama durasi waktu ini seharusnya dilalui dengan suasana tenang atau mendengarkan musik. Bila saat itu seorang ibu rumah tangga masih dalam kondisi yang tidak santai seperti misalnya mencuci piring atau mengawasi anak belajar, hal ini dapat berdampak negative untuk kesehatan.

Ø Malam hari pk 23.00 – dini hari 01.00 : saat proses de-toxin dibagian hati, harus berlangsung dalam kondisi tidur pulas.

Ø Dini hari 01.00 - 03.00 : proses de-toxin dibagian empedu, juga berlangsung dalam kondisi tidur pulas.

Ø Dini hari 03.00 – 05.00 : de-toxin dibagian paru-paru, sebab itu akan terjadi batuk yang hebat bagi penderita batuk selam durasi waktu ini.

Karena proses pembersihan (de-toxin) telah mencapai saluran pernapasan, maka tidak perlu minum obat batuk agar supaya tidak merintangi proses pembuangan kotoran.

Ø Pagi pk 05.00 – 07.00 : de-toxin di bagian usus besar, harus buang air besar.

Ø Pagi pk 07.00 – 09.00 : waktu penyerapan gizi makanan bagi usus kecil, harus makan pagi. Bagi orang yang sakit sebaiknya makan lebih pagi yaitu sebelum pk 06.30. Makan pagi sebelum pk 07.30 sangat baik bagi mereka yang ingin menjaga kesehatannya. Bagi mereka yang tidak makan pagi harap mengubah kebiasaannya ini, bahkan masih lebih baik terlambat makan pagi hingga pk 9-10 daripada tidak makan sama sekali.

Tidur terlalu malam dan bangun terlalu siang akan mengacaukan proses pembuangan zat-zat yang tidak berguna. Selain itu, dari tengah malam hingga pukul 4 dini hari adalah waktu bagi sumsum tulang belakang untuk memproduksi darah. Sebab itulah, Tidurlah Nyenyak dan Jangan Begadang.

Dialih bahasakan secara bebas dari artikel berbahasa Mandarin oleh :

Siwu ( 09 Juni 2007 )
Sumber: Facebook, Ogy Febri Adlha