Selasa, 09 Agustus 2011

Cara Terbaik Menghindari Konflik di Kantor

Sumber: http://www.metrotvnews.com/read/news/2011/08/09/60614/Cara-Terbaik-Menghindari-Konflik-di-Kantor-/

MANTAN presiden Amerika Serikat Theodore Roosevelt pernah berkata, ''Satu-satunya bahan terpenting dalam rumus kesuksesan adalah menguasai cara bergaul dengan orang.''

Hal tersebut berlaku pula di tempat kerja. Berdasarkan survei terbaru oleh Robert Half International seperti dikutip situs careerbuilder.msn.com, para manajer mengungkapkan bahwa, rata-rata, mereka menghabiskan 18 persen waktunya untuk menyelesaikan konflik pribadi para staf. Angka itu setara dengan lebih dari tujuh jam dalam sepekan, atau sembilan minggu dalam setahun.

Lantas, seperti apa cara terbaik untuk menghindari konflik di tempat kerja?

Jangan berasumsi buruk
Ketika seorang rekan kerja lalai melakukan pekerjaannya sehingga turut berdampak buruk terhadap Anda, jangan buru-buru mengasumsikan hal itu sebagai upaya untuk menyabotase Anda. Kecerobohan itu bisa saja bersumber dari perencanaan yang buruk, miskomunikasi, atau kelebihan beban pekerjaan yang membuatnya tidak dapat memberikan performa maksimal.

Hindari membentuk asumsi bahwa hal tersebut bersifat pribadi. Sebaliknya, selesaikan masalah ini secara netral dan objektif.

Menempatkan diri di posisi orang lain
Memerhatikan gaya kerja rekan-rekan lain dapat membantu Anda untuk bekerja sama dengan mereka secara lebih efektif. Cari tahu pula bagaimana daya saing dan tekanan yang mereka hadapi. Anda mungkin akan lebih berempati dan toleran jika memahami peran mereka secara lebih baik.

Membentuk kata sepakat
Kesalahpahaman kecil sering menjadi sumber ketegangan yang signifikan. Ketika terlibat dalam sebuah proyek bersama, atur pertemuan awal untuk memperjelas siapa yang bertanggung jawab terhadap apa. Segera setelahnya, tindaklanjuti dengan merekapitulasi apa yang dibicarakan lewat email.

Melakukan pemeriksaan secara periodik juga dapat membantu Anda terhindar dari kekacauan di menit-menit terakhir dan aksi saling tuding.

Menerima orang apa adanya
Berfokus pada kekurangan orang adalah resep untuk rasa frustrasi dan perpecahan. Seorang perfeksionis akan dengan mudah menemukan dirinya terganggu oleh seorang rekan kerja yang kurang berorientasi pada detail. Meski demikian, ingatlah bahwa setiap orang turut berkontribusi dengan membawa keahlian yang berguna.

Ketika bekerja sama sebagai sebuah tim, cobalah untuk saling melengkapi kekuatan masing-masing dan mengabaikan perbedaan-perbedaan.

Mengkritik dengan bijaksana
Tidak ada yang salah dengan ketidaksepakatan. Menyetujui sebuah ide buruk hanya karena tidak ingin membuat keributan, dengan sendirinya adalah sebuah gagasan buruk.

Tapi, pastikan kritik yang Anda sampaikan itu bersifat konstruktif. Perhatikan apa yang Anda katakan dan bagaimana cara menyampaikannya. Sebuah sudut pandang yang berlawanan bisa memicu konflik jika disampaikan dengan cara yang salah. (MI/ARD)