Soal:
1. Tentukan dua contoh judul penelitian (satu bersifat kualitatif dan satu lagi bersifat kuantitatif)
2. Buatlah kuisioner (daftar pertanyaan) yang akan diajukan kepada responden berkaitan dengan judul penelitian kuantitatif yang anda tentukan pada nomor satu.
Ketentuan:
a. Jawaban dikirim melalui e-mail ke: ade.azu@bsi.ac.id dengan judul: Metlit_Kelas_NIM_Nama
b. Kuisioner tidak boleh sama dengan mahasiswa/i yang lain.
c. Tugas tersebut merupakan pengganti kuiz di pertemuan ke-7, sehingga harus sudah dikirim paling lambat pada pertemuan ke-7 tersebut.
d. Jika pada pertemuan ke-7 belum dikirim, maka mahasiswa/i yang bersangkutan dianggap tidak hadir pada pertemuan ke-7 tersebut.
Senin, 24 Oktober 2011
Jumat, 21 Oktober 2011
TUGAS MATA KULIAH AGAMA ISLAM
1. Argumentasi apa yang anda yakini (bukan apologi) sehingga anda benar-benar yakin bahwa Islam adalah agama yang tepat bagi anda?
2. Apa yang anda lakukan jika anda mendapatkan persoalan (masalah hukum Islam) yang ketentuan hukumnya belum anda temukan pada Al-Qur’an atau Hadits, bahkan ulamapun belum ada yang membahas persoalan tersebut?
3. Jika di lingkungan anda ada perselisihan di antara warga yang diakibatkan karena ada perbedaan teknis beribadah, apa yang anda lakukan?
4. Solusi apa yang bisa anda lakukan untuk meminimalisir pornografi yang saat ini sudah merajalela baik lewat CD/VCD/Buku/TV/Internet dan lain sebagainya?
5. Menurut data statistik, secara kuantitas umat Islam di Indonesia adalah mayoritas, kenapa perkembangan sistem perekonomiannya masih rendah dibanding sistem perekonomian konvensional? Bagaimana solusi pengembangannya menurut anda?
Ketentuan:
a. Jawaban singkat tapi padat ( jangan bertele-tele).
b. Dikirim ke: ade.azu@bsi.ac.id dengan judul: AGAMA_KELAS_NIM_NAMA LENGKAP
c. Tugas tersebut merupakan pengganti kuiz di pertemuan ke-7, sehingga harus sudah dikirim paling lambat pada pertemuan ke-7 tersebut.
d. Jika pada pertemuan ke-7 belum dikirim, maka mahasiswa/i yang bersangkutan dianggap tidak hadir pada pertemuan ke-7 tersebut.
Wassalam
2. Apa yang anda lakukan jika anda mendapatkan persoalan (masalah hukum Islam) yang ketentuan hukumnya belum anda temukan pada Al-Qur’an atau Hadits, bahkan ulamapun belum ada yang membahas persoalan tersebut?
3. Jika di lingkungan anda ada perselisihan di antara warga yang diakibatkan karena ada perbedaan teknis beribadah, apa yang anda lakukan?
4. Solusi apa yang bisa anda lakukan untuk meminimalisir pornografi yang saat ini sudah merajalela baik lewat CD/VCD/Buku/TV/Internet dan lain sebagainya?
5. Menurut data statistik, secara kuantitas umat Islam di Indonesia adalah mayoritas, kenapa perkembangan sistem perekonomiannya masih rendah dibanding sistem perekonomian konvensional? Bagaimana solusi pengembangannya menurut anda?
Ketentuan:
a. Jawaban singkat tapi padat ( jangan bertele-tele).
b. Dikirim ke: ade.azu@bsi.ac.id dengan judul: AGAMA_KELAS_NIM_NAMA LENGKAP
c. Tugas tersebut merupakan pengganti kuiz di pertemuan ke-7, sehingga harus sudah dikirim paling lambat pada pertemuan ke-7 tersebut.
d. Jika pada pertemuan ke-7 belum dikirim, maka mahasiswa/i yang bersangkutan dianggap tidak hadir pada pertemuan ke-7 tersebut.
Wassalam
Selasa, 18 Oktober 2011
Iblis dan Ibnu Ummi Maktum
Oleh: Oleh Syahruddin El-Fikri
Sumber: Kolom Hikmah Republika.
Selasa, 18 Oktober 2011
Abdullah bin Ummi Maktum adalah salah seorang sahabat yang mulia. Dia menjadi salah satu sebab turunnya surah 'Abasa. Suatu hari, Abdullah bin Ummi Maktum mengikuti pengajian Rasulullah SAW. Dalam kesempatan itu, Rasul menyampaikan akan kewajiban setiap Muslim yang mendengar azan untuk segera menunaikan shalat. Karena kondisi fisiknya, yakni matanya yang buta, ia memberanikan diri bertanya kepada Rasulullah SAW.
"Wahai Rasulullah SAW, apakah saya juga diwajibkan kendati saya tidak bisa melihat?" tanya Ibnu Ummi Maktum. Rasul menjawab, "Apakah kamu mendengar seruan azan?" Ibnu Ummi Maktum menjawab, "Ya, saya mendengarnya." Rasul pun memerintahkannya agar ia tetap pergi ke masjid meskipun sambil merangkak.
Maka, dengan penuh keimanan, setiap azan berkumandang dan waktu shalat tiba, ia pun segera pergi ke masjid dan berjamaah dengan Rasulullah SAW. Suatu ketika di waktu Subuh, saat azan dikumandangkan, Ibnu Ummi Maktum pun bergegas ke masjid. Di tengah jalan, kakinya tersandung batu hingga akhirnya mengeluarkan darah. Namun, tekadnya sudah bulat untuk tetap berjamaah ke masjid.
Waktu Subuh berikutnya, ia bertemu dengan seorang pemuda. Pemuda tersebut bermaksud menolongnya dan menuntunnya ke masjid. Selama berhari-hari, sang pemuda ini selalu mengantarnya ke masjid. Ibnu Ummi Maktum pun kemudian ingin membalas kebaikannya. "Wahai saudaraku, siapakah gerangan namamu. Izinkan aku mengetahuimu agar aku bisa mendoakanmu kepada Allah," ujarnya.
"Apa untungnya bagi Anda mengetahui namaku dan aku tak mau engkau doakan," jawab sang pemuda. "Jika demikian, cukuplah sampai di sini saja engkau membantuku. Aku tak mau engkau menolongku lagi sebab engkau tak mau didoakan," tutur Ibnu Ummi Maktum kepada pemuda itu.
Maka, sang pemuda ini pun akhirnya mengenalkan diri. "Wahai Ibnu Ummi Maktum, ketahuilah sesungguhnya aku adalah iblis," ujarnya. "Lalu mengapa engkau menolongku dan selalu mengantarkanku ke masjid. Bukankah engkau semestinya mencegahku untuk ke masjid?" tanya Ibnu Ummi Maktum lagi.
Sang pemuda yang bernama iblis itu kemudian membuka rahasia atas pertolongannya selama ini. "Wahai Ibnu Ummi Maktum, masih ingatkah engkau beberapa hari yang lalu tatkala engkau hendak ke masjid dan engkau terjatuh? Aku tidak ingin hal itu terulang lagi. Sebab, karena engkau terjatuh, Allah telah mengampuni dosamu yang separuh. Aku takut kalau engkau jatuh lagi Allah akan menghapuskan dosamu yang separuhnya lagi sehingga terhapuslah dosamu seluruhnya. Maka, sia-sialah kami menggodamu selama ini," jawab iblis tersebut.
Kisah di atas menggambarkan kepada kita bahwa sesungguhnya iblis tak akan pernah berhenti untuk menggoda dan menyesatkan manusia. Dalam hal yang baik pun, iblis selalu berusaha untuk membelokkan orang yang beriman ke arah yang dimurkai Allah. Ketahuilah, sesungguhnya iblis itu adalah musuh yang nyata bagi kita. (QS Fatir [35]: 6). Semoga Allah senantiasa membimbing dan meridai setiap ibadah kita. Amin. Wallahu a'lam.
Sumber: Kolom Hikmah Republika.
Selasa, 18 Oktober 2011
Abdullah bin Ummi Maktum adalah salah seorang sahabat yang mulia. Dia menjadi salah satu sebab turunnya surah 'Abasa. Suatu hari, Abdullah bin Ummi Maktum mengikuti pengajian Rasulullah SAW. Dalam kesempatan itu, Rasul menyampaikan akan kewajiban setiap Muslim yang mendengar azan untuk segera menunaikan shalat. Karena kondisi fisiknya, yakni matanya yang buta, ia memberanikan diri bertanya kepada Rasulullah SAW.
"Wahai Rasulullah SAW, apakah saya juga diwajibkan kendati saya tidak bisa melihat?" tanya Ibnu Ummi Maktum. Rasul menjawab, "Apakah kamu mendengar seruan azan?" Ibnu Ummi Maktum menjawab, "Ya, saya mendengarnya." Rasul pun memerintahkannya agar ia tetap pergi ke masjid meskipun sambil merangkak.
Maka, dengan penuh keimanan, setiap azan berkumandang dan waktu shalat tiba, ia pun segera pergi ke masjid dan berjamaah dengan Rasulullah SAW. Suatu ketika di waktu Subuh, saat azan dikumandangkan, Ibnu Ummi Maktum pun bergegas ke masjid. Di tengah jalan, kakinya tersandung batu hingga akhirnya mengeluarkan darah. Namun, tekadnya sudah bulat untuk tetap berjamaah ke masjid.
Waktu Subuh berikutnya, ia bertemu dengan seorang pemuda. Pemuda tersebut bermaksud menolongnya dan menuntunnya ke masjid. Selama berhari-hari, sang pemuda ini selalu mengantarnya ke masjid. Ibnu Ummi Maktum pun kemudian ingin membalas kebaikannya. "Wahai saudaraku, siapakah gerangan namamu. Izinkan aku mengetahuimu agar aku bisa mendoakanmu kepada Allah," ujarnya.
"Apa untungnya bagi Anda mengetahui namaku dan aku tak mau engkau doakan," jawab sang pemuda. "Jika demikian, cukuplah sampai di sini saja engkau membantuku. Aku tak mau engkau menolongku lagi sebab engkau tak mau didoakan," tutur Ibnu Ummi Maktum kepada pemuda itu.
Maka, sang pemuda ini pun akhirnya mengenalkan diri. "Wahai Ibnu Ummi Maktum, ketahuilah sesungguhnya aku adalah iblis," ujarnya. "Lalu mengapa engkau menolongku dan selalu mengantarkanku ke masjid. Bukankah engkau semestinya mencegahku untuk ke masjid?" tanya Ibnu Ummi Maktum lagi.
Sang pemuda yang bernama iblis itu kemudian membuka rahasia atas pertolongannya selama ini. "Wahai Ibnu Ummi Maktum, masih ingatkah engkau beberapa hari yang lalu tatkala engkau hendak ke masjid dan engkau terjatuh? Aku tidak ingin hal itu terulang lagi. Sebab, karena engkau terjatuh, Allah telah mengampuni dosamu yang separuh. Aku takut kalau engkau jatuh lagi Allah akan menghapuskan dosamu yang separuhnya lagi sehingga terhapuslah dosamu seluruhnya. Maka, sia-sialah kami menggodamu selama ini," jawab iblis tersebut.
Kisah di atas menggambarkan kepada kita bahwa sesungguhnya iblis tak akan pernah berhenti untuk menggoda dan menyesatkan manusia. Dalam hal yang baik pun, iblis selalu berusaha untuk membelokkan orang yang beriman ke arah yang dimurkai Allah. Ketahuilah, sesungguhnya iblis itu adalah musuh yang nyata bagi kita. (QS Fatir [35]: 6). Semoga Allah senantiasa membimbing dan meridai setiap ibadah kita. Amin. Wallahu a'lam.
Langganan:
Postingan (Atom)