Kamis, 19 Maret 2015
MEMBANGUN OPTIMISME GERAKAN REMAJA MASJID
A.
Iftitah
Di awal tahun 2015 ini kita dihebohkan dengan fenomena kejahatan
begal yang sangat meresahkan warga, bahkan sudah beberapa orang warga Jakarta
dan sekitarnya menjadi korban baik harta maupun nyawa. Berdasarkan informasi di
media masa, para begal tersebut merupakan para remaja kurang lebih 20 tahunan.
Bukan hanya fenomena begal saja, beberapa kejahatan lain juga didominasi oleh
kaum muda atau remaja, misalnya tawuran, narkoba, seks bebas dan lain
sebagainya.
Secara psikologis, remaja memang berada pada satu situasi kritis, bahkan
psikolog G. Stanley Hall mengatakan remaja
adalah masa yang penuh dengan “badai dan tekanan jiwa”. Badai dan tekanan jiwa
ini barangkali yang mendorong prilaku remaja untuk menunjukan eksistensi
hidupnya. Mereka berada pada situasi ingin dilihat eksistensi atau keberadaannya
oleh orang lain, predikat “hebat” menjadi sesuatu yang didambanya. Persoalannya
adalah “kehebatan” yang mereka cari tidak selalu berwajah positif, ada banyak
hal negatif yang secara subjektif mereka katakan sebagai sebuah“kehebatan”,
seperti menjadi begal yang berhasil melumpuhkan korbannya, penenggak narkoba yang
bisa petantang-petenteng layaknya jagoan dan lain sebagainya.
Seandainya pencarian predikat “hebat” ini di arahkan pada hal-hal
yang positif maka kehebatan yang didapatnya tentu tidak hanya akan dirasakan
dirinya sendiri, bahkan ada banyak orang lain yang akan merasakan manfaat dari
kehebatannya tersebut. Kita tidak akan pernah lupa dengan gerakan pemuda yang
melahirkan sumpah pemuda, bahkan melahirkan kemerdekaan Republik Indonesia. Tahun
1998-pun demikian, gerakan mahasiswa melahirkan era reformasi yang merombak
hampir seluruh tatanan politik dan pemerintahan, di dunia olah raga kita
mengenal Evan Dimas dkk yang di usia remajanya menuai banyak pujian karena
keberhasilannya di lapangan hijau, di dunia dakwah kita pun melihat semakin
banyak ustadz-ustadz muda bermunculan di televisi. Kita pun tidak akan pernah
lupa dengan sosok Mark Elliot Zuckerberg yang pada tahun
2004 mendirikan Facebook, saat itu dia berumur 20 tahun dan saat ini
pendapatannya kurang lebih 11 trilyun perbulan. Begitu besar kekuatan pemuda, persoalannya
adalah bagaimana mengarahkan potensi pemuda dalam meraih predikat “hebat” yang
kehebatannya bernilai positif serta bisa dimanfaatkan oleh orang banyak.
B.
Gerakan remaja masjid sebagai
sebuah harapan
Dalam konteks sosiologis, perkembangan remaja memang tidak bisa
dilepaskan dari lingkungan sekitarnya, dengan siapa dan di mana dia bersahabat.
Dia yang bersahabat dengan penjahat paling tidak dia akan disebut sebagai anak
buahnya. Celakanya, ternyata bukan hanya citranya saja yang terpengaruh, bahkan
pola pikir, pola hidup dan mentalitasnya pun akan sangat terpengaruh.
Dalam hal ini kita bisa melihat begitu banyak bermunculan
kelompok-kelompok remaja, ada yang berbasis kendaraan seperti kelompok motor,
ada yang didasarkan atas kesamaan hoby seperti memelihara hewan dan lain
sebagainya. Mereka berkoloni membentuk sebuah organisasi, termasuk di dalamnya
organisasi kemasjidan yang sering dikenal dengan remaja masjid. Kelompok-kelompok
organisasi bermisi positif ini tentu akan berpengaruh terhadap pola pikir dan
pola hidup para remaja sehingga pada akhirnya dia bisa mengekspresikan jiwanya
dan meraih predikat “hebat”nya secara positif juga.
Sebagai wahana eksistensi diri, organisasi remaja masjid mempunyai
posisi yang teramat strategis. Ada beberapa alasan yang menegaskan
kestrategisannya tersebut, diantaranya:
1.
Dahsyatnya kekuatan remaja.
Seperti yang sudah diungkap sebelumnya, kaum muda memiliki
kekuatan luar biasa, bahkan Presiden RI pertama Soekarno, pernah mengatakan
dengan lantangnya: “beri aku 10 pemuda maka akan kuguncang dunia”. Kalaulah
kekuatan dahsyat ini diorientasikan untuk membangun sebuah peradaban melalui
organisasi kepemudaan atau remaja masjid, maka sudah dapat dipastikan kekuatan
tersebut akan menjelma menjadi kekuatan peradaban Islam yang baik pula, pola
pikir dan pola hidupnya pun Insya Allah akan dibingkai dengan idelaisme
kemasjidan.
2.
Dunia adalah ladang ibadah.
Seperti kita ketahui bahwa tugas kita di dunia ini adalah untuk
beribadah kepada Allah SWT. Hal ini Allah tegaskan dalam Q.S. Adz-Dzariyat ayat
56
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالاِنسَ إِلا
لِيَعْبُدُونِ
Artinya: Dan
Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku
Ini berarti apapun kegiatan kita, harus senantiasa dijadikan
sarana untuk mendapatkan keridhaannya. Dalam hal ini, tolak ukur eksistensi
organisasi remaja masjid terletak pada program-programnya yang harus
berorientasi keumatan, dan sebagai organisasi non-profit, para pengurusnya
tidak mungkin berorientasi pada keuntungan materi namun pada keridhaan ilahi.
3.
Organisasi remaja masjid adalah
organisasi plus
Nabi Muhammad SAW menegaskan pentingnya keseimbangan hidup antara
dunia dan akhirat, beliau bersabda:
لَيْسَ بِخَيْرِ كُمْ مَنْ تَرَكَ
دُنْيَاهُ لِاَ خِرَتِهِ وَلَا اَخِرَتَهُ لِدُنْيَاهُ حَتَى يُصِيْبَ مِنْهُمَا
جَمِيْعًا فَاِنَّ الدُّنْيَا بَلَا غٌ اِلَى الْاَ خِرَةِ وَلَا تَكُوْنُوْا
كَلًا عَلَى النَاسِ (رواه ابن عساكر عن انس)
Artinya: “Bukanlah orang yang baik di antara kamu orang yang
meninggalkan kepentingan dunia untuk mengejar akhirat atau meninggalkan akhirat
untuk mengejar dunia sehingga dapat memadukan keduanya. Sesungguhnya kehidupan
dunia mengantarkan kamu menuju kehidupan akhirat. Janganlah kamu menjadi beban
orang lain” (HR. Ibnu
Asakir dari Anas).
Program-program yang bisa dikembangkan di
organisasi remaja masjid sesungguhnya tidak hanya terpaku pada program-program
yang bersifat religius saja, di dalamnya bisa dikembangkan pula program-program
umum yang berbasis kreativitas, hoby, olah raga atau apapun itu dengan catatan
tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar ke-Islaman, di sinilah
keunikannya organisasi remaja masjid.
4.
Wahana Kreasi Positif
Dr. Howard Gardener, seorang ahli psikologi mengungkapkan ada delapan
tipe kecerdasan yang bisa dimiliki manusia, yaitu: kecerdasan linguistik
(bahasa), logik-matematik (logika), visual spasial (penglihatan gambar atau
ruang), musikal, interpersonal (mengamati orang lain), intrapersonal (mengamati
diri sendiri), kinestetik (gerak tubuh), dan naturalis (mengamati alam). Setiap
orang mempunyai kecenderungan atau dominasi terhadap salah satu kecerdasan yang
bisa jadi berbeda dengan yang lain. Bambang Pamungkas misalnya, dia mempunyai
kecerdasan kinestetik yang luar biasa, sementara Ustad Maulana (penceramah muda
yang terkenal dengan slogan “jama’ah oh jama’ah”) dia mempunyai dominasi
kecerdasan linguistic, lalu dominasi kecerdasan apa yang kita miliki?
Setiap anggota organisasi remaja masjid pun demikian,
masing-masing mempunyai dominasi kecerdasan yang berbeda, dan sebagai wadah
pengikat remaja, idealnya organisasi remaja masjid mampu mewadahi keberagaman
kecerdasan tersebut. Diantara mereka mungkin ada yang cerdas seninya, olah
raganya, logikanya dan lain sebagainya. Jika itu semua dikembangkan di
organisasi remaja masjid maka bisa jadi
komunitasnya tersebut akan menjadi rumah kedua yang sangat disenanginya.
5.
Setiap manusia adalah pemimpin
Sebagai sebuah organisasi, remaja masjid tentu harus memiliki
struktur kepengurusan yang secara kontinyu harus melakukan regenerasi untuk
menjamin keberlangsungan program-program selanjutnya. Dalam keberjalanannya
akan terjadi interaksi dinamis diantara pengurus dan anggotanya. Untuk
menyamakan persepsi dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang diharapkan,
maka diperlukan pengelolaan organisasi yang baik, pada titik inilah jiwa leadership
(kepemimpinan) diperlukan oleh pengurus dan anggota organisasi remaja masjid.
Di sinilah beruntungnya aktifis remaja masjid, selain berkiprah di
dunia keumatan yang Insya Allah akan bernilai ibadah, diapun secara otomatis
akan belajar keorganisasian, kepemimpinan, serta komunikasi efektif yang itu semua
akan sangat bermanfaat dalam kehidupan selanjutnya. Ini pula lah fitrah manusia
yang terlahir sebagai seorang pemimpin (khalifah) di muka bumi ini. Potensi
dasar ini tentu harus terus dikembangkan karena pada akhirnya, sebagai apapun
posisi kita, sudah pasti akan dimintai pertanggungjawaban nanti. Rasulullah SAW
bersabda: setiap kamu adalah pemimpin, dan nanti akan dimintai
pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya.
6.
Tujuh golongan yang akan dinaungi
Allah di hari Kiamat
Q.S. Al-Qoriah menggambarkan begitu dahsyatnya hari kiamat,
seluruh makhluk akan dikumpulkan dan dimintai pertanggungjawaban atas amal
perbuatan yang pernah dilakukannya selama hidup di dunia. Di tengah kegentingan
yang terjadi, Allah justru akan menaungi tujuh golongan dari hamba-hamba
pilihan-Nya. Rasulullah SAW bersabda: “Tujuh golongan yang akan dinaungi oleh
Allah di bawah naungan-Nya pada hari ketika tidak ada tempat berteduh kecuali
di bawah naungan-Nya: seorang pemimpin yang adil, seorang pemuda yang tumbuh
dalam beribadah kepada Allah, seorang lelaki yang hatinya terpaut dengan
masjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah mereka berjumpa dan
berpisah karena Allah, seorang lelaki yang diajak berzina oleh seorang wanita
bangsawan nan jelita namun ia mengelaknya dan berkata: “Sesungguhnya aku takut
kepada Allah, seseorang yang bersedekah kemudian ia merahasiakannya
sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang telah diinfaqkan oleh
tangan kanannya, dan seorang lelaki yang berzikir dalam kesunyian lantas
berlinang air matanya”. (HR. Bukhari &Muslim)
C.
Ikhtitam
Kalaulah kita sepakat bahwa dunia ini adalah ladang untuk
beribadah sekaligus tempat bersaing mendapatkan kebaikan, lalu pertanyaan
besarnya adalah apa yang sudah kita perbuat?, mari kita sama-sama evaluasi diri
dan kemudian memperbaiki serta meningkatkannya menjadi sesuatu yang lebih
bermakna baik untuk diri kita, orang lain dan untuk agama kita ini. Kalau lah
Nabi Muhammad SAW sudah menggambarkan ciri-ciri pribadi terbaik melalui
sabdanya: “sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia” maka
manfaat apa yang bisa orang lain rasakan atas keberadaan kita di muka bumi ini,
jangan-jangan justru sebaliknya, ketidak-adaan kita yang justru mereka
harapkan, naudzubillahi min dzalik.
Untuk itu, mari kita sama-sama ber-fastabiqul khairat
(berlomba-lomba dalam kebaikan), salah satunya melalui organisasi remaja
masjid.
Wallahu
a’lam
Ade Zaenudin, MA (Kabid Kepemudaan DKM Masjid Nurul Iman Kalideres, Jakarta Barat)
Disampaikan pada diskusi kepemudaan yang dilaksanakan oleh Remaja Masjid Nurul Iman (REMANI) hari ahad tanggal 22 Maret 2015.
Disampaikan pada diskusi kepemudaan yang dilaksanakan oleh Remaja Masjid Nurul Iman (REMANI) hari ahad tanggal 22 Maret 2015.
Langganan:
Postingan (Atom)